Kudus Kota Kretek, entah sudah berapa kali ku ke Kota ini. Yang pasti ku punya kenangan di sini, bersama keluarga maupun teman-teman. Baik rame-rame maupun berduaan, coz belum pernah sendirian:p hehe.... Naik Bus (waktu masih kuliah di FPIK UNDIP, berkunjung ke Djarum kudus dalam rangka praktikum Amdal), naik mobil (nebeng) rame2 ma temen KKN ke Montel Waterfall Colo), nyarter ma keluarga besar saat silaturrahmi lebaran, and yang paling sering ya by motorcycle. Nah yang ku sebutin trakhir tadi adalah jenis angkutan yang aku sukai. Slain simple, ya yang pasti murah meriah:) hehe...dasar ga mau rugi:p
Yang bakal ku share kali ni adalah perjalananku ke Kudus bersama my luvly sista. Selain jalan2 ada tujuan lain yang sebenarnya lebih penting dari sekedar jalan-jalan. Yup...perjalanan panjang untuk menjemput "impian" haha... bagian ni secret me, sista, n God.
Oke...Oke...kok banyak bicara ya??? yaaa,,,begitulah aku...
nieh silahkan disimak,,,kalo dah ga sabar!
Kali ini, perjalanan kami lakukan dengan mengendarai sepeda motor. Seperti biasa, aku yang jadi sopirnya, tapi memang ni yang ku suka. Kami berangkat dari rumah pukul 10.30 WIB. Sebelumnya kami sudah janjian berangkat bareng ma 2 temen adekku. Kami janjian ketemu di pertigaan Genuk menuju arah Demak.
Jam 11.45 WIB kami sampai di depan Matahari Kudus. Karena teman kami tertinggal lumayan jauh, jadi kami memutuskan untuk menunggu mereka di pom bensin seberang Matahari, sekalian menunggu waktu sholat dzuhur tiba.
Setelah sholat & ganti kostum ku antarkan adek ke tempat tujuan, setelah itu aku & 2 teman adekku istirahat di Masjid jami' Kudus yang terletak di seberang alun-alun Kudus. Rencananya kami mau cari soto Kudus, ehhh... ternyata rencana tinggal rencana! Mereka malah tertidur pulas di masjid. Yaudah, ku tinggal saja mereka, melihat-lihat kondisi masjid.
Jam 14.00 WIB ku jemput adek di tempat semula. Di sinilah kami berpisah dengan mereka berdua, karena tujuan kami berbeda. Kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Jepara, pengen mengenang masa-masa kulyah, di Pantai Kartini. Kuhubungi adek kelas yang kebetulan tinggal di Jepara, dengan harapan bisa menampung kami semalam. Alhamdulillah dengan senang hati dia mau menerima kami. Dia mengatakan pulang dari kerja jam 5 sore, sehingga kami memutuskan untuk jalan-jalan dulu melihat-lihat kota Kudus.
Jam menunjukkan pukul 14.30, kami mengelilingi simpang 7 sembari mencari tempat makan yang bertuliskan"Soto Kudus" ternyata tidak kami temui, trus kami ambil arah Semarang-Jepara dan parkir di Pasar Bitingan yang masih sekompleks ma Matahari Kudus. Di sini kami mencoba bertanya-tanya tentang Soto Kudus yang terkenal apa? Ternyata mereka tidak banyak tahu, kemudian kutanya bapak-bapak penjaga loket Tugu Identitas Kudus mengatakan kalo mau Soto Kudus yang enak di tempatnya Pak Gino, Mbak! Deket kok, dari sini naek angkot Rp 2.500,00 per orang atau naek becak Rp 5.000,00. berdua.
Ternyata kami lebih tergoda untuk naik ke Tugu Identitas Kudus daripada hunting soto. Dengan menebus tiket Rp 2.000,00 kami putuskan naik ke tugu, namun niat kami hampir ja pupus setelah melihat kondisi dalam tugu yang serem (tangga menuju puncak tuga sudah usang dan tanpa penerangan) dan pada saat itu hanya kami berdua pengunjungnya.
Untunglah ada dua sejoli yang mengurungkan niatku tadi. Kuberanikan diri untuk bertanya pada mereka: "Mas, mau naik ke Tugu ya?" Setelah dia mengiyakan, ku putuskan untuk membuntuti mereka,. Hihi...lumayan ada temannya, jadi berkurang keseraman meniti tangga yang sempit dan usang.
Tugu Identitas Kudus yang merupakan monumen perjuangan rakyat Kudus ini terletak di Desa Getas Pejaten Kecamatan Jati Kudus, di sebelah kanan Jalan Raya Kudus–Semarang, sekitar 1 Km ke arah selatan dari Alon-alon / Simpang Tujuh (pusat kota Kudus) tinggi Tugu itu 27 m.
Sayang sekali, pada saat sampai di puncak Tugu, hujan lebat mengguyur Kudus. Sampai-sampai air hujan masuk bahkan mengalir melalui celah-celah atap Tugu yang bocor. Cuaca seperti ini sangat mengganggu kami yang ingin menikmati keindahan kota Kudus dari atas Tugu.
Yang bakal ku share kali ni adalah perjalananku ke Kudus bersama my luvly sista. Selain jalan2 ada tujuan lain yang sebenarnya lebih penting dari sekedar jalan-jalan. Yup...perjalanan panjang untuk menjemput "impian" haha... bagian ni secret me, sista, n God.
Oke...Oke...kok banyak bicara ya??? yaaa,,,begitulah aku...
nieh silahkan disimak,,,kalo dah ga sabar!
Kali ini, perjalanan kami lakukan dengan mengendarai sepeda motor. Seperti biasa, aku yang jadi sopirnya, tapi memang ni yang ku suka. Kami berangkat dari rumah pukul 10.30 WIB. Sebelumnya kami sudah janjian berangkat bareng ma 2 temen adekku. Kami janjian ketemu di pertigaan Genuk menuju arah Demak.
Jam 11.45 WIB kami sampai di depan Matahari Kudus. Karena teman kami tertinggal lumayan jauh, jadi kami memutuskan untuk menunggu mereka di pom bensin seberang Matahari, sekalian menunggu waktu sholat dzuhur tiba.
Setelah sholat & ganti kostum ku antarkan adek ke tempat tujuan, setelah itu aku & 2 teman adekku istirahat di Masjid jami' Kudus yang terletak di seberang alun-alun Kudus. Rencananya kami mau cari soto Kudus, ehhh... ternyata rencana tinggal rencana! Mereka malah tertidur pulas di masjid. Yaudah, ku tinggal saja mereka, melihat-lihat kondisi masjid.
Jam 14.00 WIB ku jemput adek di tempat semula. Di sinilah kami berpisah dengan mereka berdua, karena tujuan kami berbeda. Kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Jepara, pengen mengenang masa-masa kulyah, di Pantai Kartini. Kuhubungi adek kelas yang kebetulan tinggal di Jepara, dengan harapan bisa menampung kami semalam. Alhamdulillah dengan senang hati dia mau menerima kami. Dia mengatakan pulang dari kerja jam 5 sore, sehingga kami memutuskan untuk jalan-jalan dulu melihat-lihat kota Kudus.
Jam menunjukkan pukul 14.30, kami mengelilingi simpang 7 sembari mencari tempat makan yang bertuliskan"Soto Kudus" ternyata tidak kami temui, trus kami ambil arah Semarang-Jepara dan parkir di Pasar Bitingan yang masih sekompleks ma Matahari Kudus. Di sini kami mencoba bertanya-tanya tentang Soto Kudus yang terkenal apa? Ternyata mereka tidak banyak tahu, kemudian kutanya bapak-bapak penjaga loket Tugu Identitas Kudus mengatakan kalo mau Soto Kudus yang enak di tempatnya Pak Gino, Mbak! Deket kok, dari sini naek angkot Rp 2.500,00 per orang atau naek becak Rp 5.000,00. berdua.
Ternyata kami lebih tergoda untuk naik ke Tugu Identitas Kudus daripada hunting soto. Dengan menebus tiket Rp 2.000,00 kami putuskan naik ke tugu, namun niat kami hampir ja pupus setelah melihat kondisi dalam tugu yang serem (tangga menuju puncak tuga sudah usang dan tanpa penerangan) dan pada saat itu hanya kami berdua pengunjungnya.
Untunglah ada dua sejoli yang mengurungkan niatku tadi. Kuberanikan diri untuk bertanya pada mereka: "Mas, mau naik ke Tugu ya?" Setelah dia mengiyakan, ku putuskan untuk membuntuti mereka,. Hihi...lumayan ada temannya, jadi berkurang keseraman meniti tangga yang sempit dan usang.
Tugu Identitas Kudus yang merupakan monumen perjuangan rakyat Kudus ini terletak di Desa Getas Pejaten Kecamatan Jati Kudus, di sebelah kanan Jalan Raya Kudus–Semarang, sekitar 1 Km ke arah selatan dari Alon-alon / Simpang Tujuh (pusat kota Kudus) tinggi Tugu itu 27 m.
Sayang sekali, pada saat sampai di puncak Tugu, hujan lebat mengguyur Kudus. Sampai-sampai air hujan masuk bahkan mengalir melalui celah-celah atap Tugu yang bocor. Cuaca seperti ini sangat mengganggu kami yang ingin menikmati keindahan kota Kudus dari atas Tugu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar